PenutupPenutup pidato merupakan bagian akhir sebuah pidato. Dalam pidato persuasif bagian penutuf berisi hal-hal berikut ini: a. Harapan agar gagasan dan pesan yang disampaikan bermanfaat bagi pendengar. b. Permohonan maaf kepada pendengar jika ada kesalahan dan kekhilafan. c. Ucapan terima kasih kepada pendengar. d. Salam penutup Ceramah di Bulan Ramadhan. Foto dok. yang berisi nasehat agama menjadi salah satu hal yang paling sering diperdengarkan untuk meningkatkan keimanan, khususnya di bulan Ramadhan. Berikut ini adalah contoh materi ceramah Ramadhan yang menyentuh hati yang dapat Anda pahami dan resapi untuk meningkatkan keimanan Ceramah Ramadhan yang Menyentuh Hati Tentang Hikmah KetakwaanMeningkatkan amalan berpahala di bulan Ramadhan menjadi kegiatan yang banyak dilakukan umat Islam. Bagaimana tidak, bulan Ramadhan ini sendiri merupakan bulan yang penuh dengan limpahan rahmat dan ampunan. Hal ini tentunya membuat banyak umat Islam berlomba-lomba untuk memperbanyak kegiatan yang berpahala dan bermanfaat, salah satunya adalah mendengarkan ceramah. Berikut ini salah satu materi ceramah Ramadhan yang menyentuh hati tentang ketakwaan yang dikutip dari buku berjudul Menutur Agama Dari Atas Mimbar yang disusun oleh Sehat Sultoni Dalimunthe 201710-13Ayat Alquran yang membicarakan puasa Ramadhan pada al-Baqarah/2 183-187, ada tiga kata “la’alla” yang sering dijadikan oleh banyak penutur agama sebagai kunci untuk mengatakan tujuan dari puasa Ramadhan. Pertama, “la’allakum tattaqûn” agar kalian bertakwa. Kedua, la’allakum tasykurun agar kalian bersyukur”. Terakhir, “la’allakuhum yarsyudun” agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Yang pertama, yaitu “la’allakum tattaqûn” dinilai lebih sentral dan pada setiap khutbah Jum’at, pesan tersebut menjadi ayat-ayat Alquran menurut Quraish Shihab tidak pernah selesai, selalu dinamis. Hari ini takwa kita baca, esok lusa kita baca lagi, maknanya bisa berkembang dan bahkan berubah. Dalam konteks inilah, dirasa masih tetap perlu membicarakan tema takwa. Ketakwaan sering dihubungkan dengan surga. Disebutkan, orang bertakwa itu masuk surga, surga itu dipersiapkan untuk orang bertakwa, terdapat dalam Ali Imrān/3 133, al-Ra’d/1335, al Furqān/2515, dan Muḥammad/4715. Surga diwariskan untuk orang bertakwa terdapat dalam Maryam/19 63. Surga didekatkan kepada orang bertakwa, terdapat dalam asy-Syu’arā26 90, Qaf/5031. Orang bertakwa dibawa masuk ke dalam surga, terdapat dalam al-Zumar/39 73. Hanya sekali surga disebutkan dipersiapkan untuk orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya, dalam al-Ḥadīd/5721. Secara khusus dalam al Mu’minūn/2311, disebutkan bahwa orang-orang beriman al mu’minun sebagai pewaris surga firdaus. Nurcholish Madjid menyimpulkan inti takwa dari al Ḥadīd/57 ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ ۚ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۖ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌArtinya “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas Arasy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” Inti takwa itu menurut Cak Nur kalimat dalam ayat di atas, وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ Allahَ bersamamu dimanapun kamu berada. Selanjutnya ia berkata bahwa maknanya “kesadaran yang sangat mendalam bahwa Allah selalu hadir dalam hidup kita” omnipresent. Takwa ialah kalau kita mengerjakan segala sesuatu, kita kerjakan dengan kesadaran penuh bahwa Allah beserta kita, Allah menyertai kita, Allah mengawasi kita dan Allah memperhitungkan perbuatan Hamba yang Bertaqwa. Foto dok. lanjut lagi Nurcholish Madjid mengatakan bahwa takwa menghasilkan tindakan yang ikhlas, tulus, dan tanpa pamrih. Dengan takwa juga, berbuat baik bukan karena takut sama orang. Meninggalkan perbuatan jahat juga bukan karena pengawasan orang, tetapi karena dinamika yang tumbuh dalam diri sebagai akibat dari takwa. Disini dapat dipahami bahwa takwa adalah sebab yang melahirkan akibat-akibat kebaikan yang berkualitas paripurna dalam berislam dan beriman. Takwa adalah potensi yang bisa mengaktualkan kebaikan-kebaikan yang ikhlas tingkat tinggi dalam menjalani hidup secara vertikal dan saja buah atau hasil yang dilahirkan dari takwa? Pertama, orang-orang yang bertakwa dalam pengertian al-muttaqûn bukan al-ladzîna attaqaû, adalah orang-orang yang senantiasa berbahagia dan bergembira karena kesadaran mendalam atas kehadiran Allah Yang Maha Sempurna dalam dirinya. Tidak pernah ada masalah dalam dirinya yang tidak bisa diselesaikan oleh yang menyertainya Allah Maha Segalanya. Kebahagiaan dan kesengsaraan, yang silih berganti datang dalam diri kita membuktikan derajat ketakwaan itu. Pada saat berbahagia dan bergembira, menunjukkan bahwa derajat takwa kita sedang baik. Perasaan diri atas kesengsaraan dan kesedihan sebagai bukti bahwa kita sedang keluar dari ketakwaan karena akibat sedang hilangnya kesadaran yang mendalam atas kehadiran Yang Maha al-muttaqûn adalah orang-orang yang “malu tidak berbuat baik”, karena ia sadar bahwa Yang Maha Mulia, Yang Maha Mengetahui apa yang lahir dan batin. Ia sadar secara mendalam bahwa kehadiran Yang Maha Sempurna dalam dirinya sangat menguntungkan dan tidak berhasrat untuk berpisah denganNya. Untuk itulah, ia senantiasa berusaha untuk melakukan amalan amalan sunat sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya. Kegemaran yang ikhlas untuk berbuat baik di luar yang nyata diwajibakan oleh Allah adalah gambaran manusia seperti ini. Dalam hal ini, orang orang yang berzakat dan berinfak karena sesuatu yang wajib tidak lah istimewa, tetapi kita patut iri kepada sekelompok manusia yang selain gemar berzakat dan berinfak, ia juga gemar bersedekah dan berwakaf yang ikhlas dalam penilaian Allah. Kita patut bangga melihat sekelompok manusia, yang dengan cinta, memperbanyak shalat-shalat sunat. Kita wajar mengacungkan jempol, untuk sekelompok orang yang berjihad melakukan puasa-puasa sunat. Kita patut hormat kepada sekelompok orang yang cinta mendermakan pikiran, tenaga, dan bahkan jiwa mereka untuk berbagai kebaikan. Intervensi rasio kita dalam berbuat baik yang tidak diwajibkan oleh Allah dalam pengertian fiqh sebagai bukti tidak begitu tingginya kualitas ketakwaan kita. Hal ini juga mendukung kedudukan kita manusia al-ladzîna ittaqaû. Bertakwa itu adalah dengan hati yang selalu benar, bukan dengan hati yang bermata dua positif dan negative. Dalam tasauf menurut al Qusyairi, untuk berhubungan dengan Tuhan menggunakan komponen qalb, rûh, dan al-muttaqûn yang malu “tidak berbuat baik” dalam maqamnya yang sempuna adalah senang dan hobbi berbuat baik. Senang dan hobbi seringkali dapat dilihat tidak mempersoalkan untung rugi materil. Bukan maksud menjustifikasi hobbi memacing, bagi mereka memancing sebagai kesenangan dan hobbi, dapat tidaknya ikan bisa saja nomor urut sekian. Adakalanya pada diri kita saja, kita tidak berbuat baik, di antara buktinya kata Komaruddin Hidayat, di kala muda, orang bisa menghambur-hamburkan uang walaupun akibatnya mendatangkan penyakit. Makan-minum sesukanya, hingga penyakit mendampinginya. Ketika tua, terbalik, banyak orang menghambur-hamburkan uang untuk mendapatkan kesehatan, mereka rela menghabiskan semua hartanya dan bahkan berutang untuk dapat sehat kembali. Senang berbuat baik pada diri sendiri termasuk menjaga kesehatan umum, kesan saya semua ibadah yang diwajibkan oleh Allah selalu ada hubungannya dengan kesehatan jasmani dan sekaligus kesehatan rohani. Salah satu kesehatan rohani itu adalah kesehatan akal. Nikotin rokok ternyata dapat merusak sel-sel otak. Setiap kali merokok, maka akan ada sel otak yang mati. Sel otak yang miliyaran itu lama kelamaan akan berkurang dengan mengkonsumsi rokok dan juga alkohol. Maka bagi kita yang masih menyenangi kesahatan akal, hendaknya dapat menghentikan budaya buruk tersebut. Ternyata di antara rahasia pintarnya orang-orang Yahudi, mereka sangat peduli dengan kesehatan akal, sehingga mereka secara umum, anti rokok dan alkohol, sekalipun mereka produsen rokok terbesar dan hobi berbuat baik itu, hendaknya mengikuti sistematika yang disebutkan oleh Alquran dalam al-Nisa/436, yaitu kepada orang tua, kerabat dekat, yatim, miskin, tetangga dekat dan jauh, teman sejawat, dan hamba sahaya. Tentu masih banyak lagi yang bisa diuraikan buah dari takwa tersebut, tetapi secara umum dapat dikategorikan pada tiga jenis yang telah disebutkan, yaitu senantiasa berbahagia dan bergembira, malu tidak berbuat baik, senang dan hobi berbuat ceramah Ramadhan yang menyentuh tentang hikmah dari ketakwaan dapat Anda pahami dan resapi untuk memperdalam ilmu agama Anda dan juga meningkatkan keimanan Anda di bulan suci Ramadhan ini. DA Menjalinjodoh baik dengan melindungi semua makhluk. Bervegetaris atas dasar welas asih dengan hati yang teguh. Rendah hati terhadap sesama demi menghantarkan kehangatan. Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 April 2020. Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia. Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella. Ditayangkan tanggal 5 April 2020.
Khutbah I الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu anhuma, Nabi ﷺ mengingatkan أَلاَ وَإِنَّ فِيْ الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ “Ingatlah bahwa di dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati jantung.” HR al-Bukhari dan Muslim Hadits ini bisa dimaknai dalam dua sudut pandang. Pertama, secara jasmani. Secara lahiriah, Nabi Muhammad ﷺ berpesan tentang betapa vitalnya fungsi jantung bahasa Arab qalb dalam tubuh manusia. Jantung punya fungsi utama memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Jantung bertugas pula menyalurkan nutrisi ke seluruh tubuh dan membuang sisa metabolisme tubuh. Jantung yang normal adalah pangkal jasmani yang sehat. Sebaliknya, ketika jantung mengalami gangguan, maka terganggu pula kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kedua, secara rohani. Istilah qalb dimaknai sebagai apa yang sering kita sebut dengan “hati”. Hati memang tak kasat mata tapi pengaruhnya kepada setiap gerak-gerik manusia amat menentukan. Ia tempat berpangkalnya niat. Tulus atau tidak, jujur atau pura-pura, lebih sering hanya diketahui oleh Allah dan pemilik hati sendiri. Dalam Islam, hati merupakan sesuatu yang paling pokok. Ibarat jantung, rusaknya hati berarti rusaknya tiap perilaku manusia secara keseluruhan. Maksud dari hadits Rasulullah tentu lebih pada pemaknaan yang kedua ini. Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Untuk menjaga agar hati tetap “sehat”, perlu kiranya kita menjawab sebuah pertanyaan apa yang menyebabkan hati rusak? Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Munabbihât ala Istidâdi li Yaumil Mîâd memaparkan penjelasan Imam Hasan al-Bashri bahwa setidaknya ada enam hal yang membuat hati manusia menjadi rusak. Pertama, berbuat dosa dengan berharap kelak ia bisa bertobat. Ia sadar bahwa apa yang dilakukan adalah kedurhakaan, tapi berangan-angan ia bisa menghapus kesalahan-kesalahan kini di kemudian hari. Ini merupakan sebuah kesombongan karena terlalu percaya diri bahwa Allah akan memberinya kesempatan bertobat lalu melimpahinya rahmat. Juga masuk kategori sikap meremehkan karena perbuatan dosa dilakukan bukan karena kebodohan melainkan kesengajaan. Alih-alih tobat bakal datang, bisa jadi justru hati makin gelap, dosa-dosa kian menumpuk, dan kesadaran untuk kembali kepada Allah makin tumpul. Kedua, berilmu tapi tidak mau mengamalkannya. Pepatan bijak mengatakan, al-ilmu bilâ amalin kasy syajari bilâ tsamarin ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah. Pengamalan dalam kehidupan sehari-hari dari setiap pengetahuan tentang hal-hal baik adalah tujuan dari ilmu. Hal ini juga menjadi penanda akan keberkahan ilmu. Pengertian “tidak mengamalkan ilmu” bisa dua mendiamkannya hanya sebagai koleksi pengetahuan dalam kepala, atau si pemilik ilmu berbuat yang bertentangan dengan ilmu yang dimiliki. Kondisi ini bisa menyebabkan rusaknya hati. Ketiga, ketika seseorang beramal, ia tidak ikhlas. Setelah ilmu diamalkan, urusan belum sepenuhnya beres. Sebab, manusia masih dihinggapi hawa nafsu dari mana-mana. Ia mungkin saja berbuat baik banyak sekali, namun sia-sia belaka karena tidak ada ketulusan berbuat baik. Ikhlas adalah hal yang cukup berat sebab meniscayakan kerelaan hati meskipun ada yang dikorbankan. Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, Keempat, memakan rezeki Allah tapi tidak mau bersyukur. Karunia dan syukur merupakan pasangan yang tak bisa dipisahkan. Jika tidak ada kehidupan manusia di dunia ini yang luput dari karunia Allah, maka bersyukur adalah pilihan sikap yang wajib. Orang yang tak mau bersyukur adalah orang yang tidak memahami hakikat rezeki. Jenis anugerah Allah mungkin ia batasi hanya kepada ukuran-ukuran yang bersifat material belaka, misalnya jumlah uang, rumah, jenis makanan, dan lain-lain. Padahal, rezeki telah diterima setiap saat, berupa nikmat bendawi maupun nonbendawi. Mulai dari napas, waktu luang, akal sehat, hingga berbagai kecukupan kebutuhan lainnya seperti makan, tempat tinggal, dan pakaian. Hanya mereka yang sanggup merenungkannya yang akan jauh dari kufur nikmat alias tidak bersyukur. Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nashaihul Ibad mengartikan syukur dengan ijrâ’ul adlâ’ fî mardlâtillâh taâlâ wa ijrâ’ul amwâl fîhâ menggunakan anggota badan dan harta benda untuk sesuatu yang mendatangkan ridha Allah. Artinya, selain ucapan “alhamdulillah”, kita dianggap bersyukur bila tingkah laku kita, termasuk dalam penggunaan kekayaan kita, bukan untuk jalan maksiat kepada Allah ﷻ. Perusak hati yang kelima adalah tidak ridha dengan karunia Allah. Pada level ini, orang bukan hanya tidak mau mengucapkan rasa syukur, tapi juga kerap mengeluh, merasa kurang, bahkan dalam bentuknya yang ekstrem melakukan protes kepada Allah. Allah memberikan kadar rezeki pada hambanya sesuai dengan proporsional. Tidak ada hubungan langsung bahwa yang kaya adalah mereka yang paling disayang Allah, sementara yang miskin adalah mereka yang sedang dibenci Allah. Bisa jadi justru apa yang kita sebut “kurang” sebenarnya adalah kondisi yang paling pas agar kita selamat dari tindakan melampaui batas. Betapa banyak orang berlimpah harta namun malah lalai dengan tanggung jawab kehambaannya boros, sombong, berfoya-foya, kikir, tenggelam dalam kesibukan duniawi dan lupa akhirat, dan lain sebagainya. وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ “Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat." QS Asy-Syura 27 Keenam, mengubur orang mati namun tidak mengambil pelajaran darinya. Peristiwa kematian adalah nasihat yang lebih gamblang daripada pidato-pidato dalam panggung ceramah. Ketika ada orang meninggal, kita disajikan fakta yang jelas bahwa kehidupan dunia ini fana. Liang kuburan adalah momen perpisahan kita dengan seluruh kekayaan, jabatan, status sosial, dan popularitas yang pernah dimiliki. Selanjutnya, orang mati akan berhadapan dengan semua pertanggungjawaban atas apa yang ia perbuat selama hidup di dunia. Rasulullah ﷺ bersabda إِنَّ اْلقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَر مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجَ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ “Sungguh liang kubur merupakan awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari siksaan-nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari siksaan-nya maka siksaan selanjutnya akan lebih kejam.” HR Tirmidzi بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ Alif Budi Luhur
BolehBaca: Teks Ceramah Tentang Ibu yang Mulai Menua. Dalam Quran, Allah menyebut manusia dengan beragam istilah. Di antaranya adalah bani Adam (disebutkan tujuh kali), al-insan (sebanyak 65 kali), An-naas (sebanyak 241 kali), Al-ins (se banyak 18 kali), dan Basyar (sebanyak 35 kali).
RoomPI - Ceramah singkat kali ini akan membahas Tentang 5 Penyebab Rusaknya Hati Manusia Ceramah singkat tentang 5 Penyebab Rusaknya Hati Manusia ini disediakan dalam bentuk teks beserta struktur ceramahnya. Sehingga mudah untuk dibawakan ketika belajar berdakwah. Selain itu juga isi dari ceramah singkat Tentang 5 Penyebab Rusaknya Hati Manusia ini juga sebagai pengingat diri. Baca Juga Ceramah Singkat Tentang Makruh Hukumnya Sholat di Masjid yang Dibangun Diatas Kubur Berikut Teks Ceramah Singkat Tentang 5 Penyebab Rusaknya Hati Manusia, yang dilansir dari laman Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji dan syukur ke hadirat Allah Swt. Yang Maha Kaya Sholawat serta salam marilah kita curah limoahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad Saw. Kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya. Aamiin. Hadirin yang saya hormati Ketika penyakit hati ini hinggap dalam sifat manusia, sudah barang tentu hal negatiflah yang akan diterima. Seseorang bila sudah rusak hatinya, tidak akan lagi mengingat Allah SWT, dan cenderung meninggalkan kewajiban. Serta melanggar larangan dari Allah SWT. Ada penyebab di Mana manusia Rusak Hatinya. Setidaknya ada 5 Penyebab Rusaknya Hati yang akan dinabahas saat ini Baca Juga Teks Ceramah Singkat Tentang Kebersihan, Cocok untuk Acara Pendidikan 1. Bergaya Hidup Mewah Bergaya hidup mewah adalah salah satu penyebab rusaknya hati. Bergaya hidup mewah adalah kebiasaan orang zalim di sepanjang zaman. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Hud ayat 116, وَاتَّبَعَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مَآ اُتْرِفُوْا فِيْهِ وَكَانُوْا مُجْرِمِيْنَ “Dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan. Dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” 2. Sifat Munafik Ibnu Abi Mulaikah rahimahullah berkata, sebagaimana termaktub dalam kitab Shahih al-Bukhari jilid 1 halaman 18, “Aku mengenal tiga puluh orang dari sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Semuanya sangat mengkhawatirkan jika diri mereka terdapat sifat munafik.” Mengapa para sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam begitu takut dengan sifat munafik? Karena sifat munafik ini akan melahirkan banyak sekali sifat-sifat buruk dalam diri seseorang. 3. Menuruti Hawa Nafsu dan Syahwat menuruti hawa nafsu dan syahwat melebihi batas kadarnya ternyata menjadi penyebab rusaknya hati seseorang. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat al-Kahfi ayat 28, وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا “Dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.” 4. Ambisi Kekuasaan 5. Cinta Dunia Cinta dunia adalah sebab seseorang terjatuh dalam kekafiran. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam surat an-Nahl ayat 106 dan 107, … وَلٰكِنْ مَّنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللّٰهِ ۗوَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا عَلَى الْاٰخِرَةِۙ “… tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan mereka akan mendapat azab yang besar. Yang demikian itu disebabkan karena mereka lebih mencintai kehidupan di dunia daripada akhirat, …” Demikianlah ceramah singkat ini, semoga bermanfaat. Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh. *** Baca Juga Teks Ceramah Singkat 5 Keistimewaan Bangun Tidur Sebelum Subuh Terkini
dihormati masih sangat ingin dibedakan oleh orang lain, masih sangat ingin diberi ucapan terima kasih ketika melakukan sesuatu untuk orang lain, atau masih sangat
Bismillah...Hai, Sobat Guru Penyemangat, apakah dirimu sedang membutuhkan materi ceramah, kultum, atau tausyiah?Jika iya, agaknya contoh ceramah bertema manusia yang Guru Penyemangat racik berikut ini bisa membantu dan memenuhi saja, manusia itu makhluk yang sempurna karena memiliki akal, nafsu, dan hati, kan? Begitulah. Tapi soal mulia atau tidaknya dikembalikan lagi kepada si insan itu dalam kesempatan kali ini telah menyiapkan naskah ceramah dengan judul Manusia Makhluk Paling teks ceramah tentang manusia makhluk paling mulia ini dilengkapi dengan dokumen PDF dan bisa digunakan untuk tausyiah maupun disimak terlebih dahulu yaTeks Ceramah Tentang Manusia Makhluk Paling MuliaOleh Ozy V. AlandikaAssalamualaikum Warahmatullah WabarakatuhAlhamdulillah, alhamdulilladzi arsala rasulahu bilhuda wa diinil haq. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa sholli wa sallim wa barik ala Muhammad wa ala alihi wasohbihi ajma’ yang dirahmati oleh Allah SWT;Pertama di aatas segalanya marilah kita bersyukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Kasih lagi Maha Sayang karena senantiasa memberikan nikmat yang tiada berlantunkan salam kita sampaikan kepada Nabiyullah Sayyidina wa Maulana Muhammad SAW. Semoga dengan seringnya bershalawat kita akan mendapat pertolongan beliau di Hari Kiamat nanti. Aamiin Ya hadirin kaum muslimin dan muslimat, pada kesempatan yang mulia ini saya akan menyampaikan ceramah dengan judul “Manusia Makhluk Paling Mulia”.Hadirin rahimakumullah;Mengapa manusia itu disebut makhluk yang mulia?KarenaManusia selaku insan mampu menjadi mercusuar dunia, mampu mengendalikan nafsunya, mampu mengarahkan menjadi kendaraan ibadah dengan tabiatnya yang santun, lembut dipenuhi cinta yang memenuhi penjuru yang tidak suka melihat insan yang terang dan bersinar wajahnya, dibumbui dengan akhlak, moral dan adab yang sejuk dipandang oleh kedua bola dari mulutnya perkataan dengan tata mau’izatul khasanah yang menenangkan. Itulah insan mengapa sekarang ini, begitu banyak manusia yang melanggar kemuliaannya? Melirik wajahnya yang penuh amarah dan arogansi kita takut dan di dekatnya yang penuh dengan su’ul adab, su’ul akhlak, dan su’ul moral kita menjadi perkataannya yang keji, hoaxs, penuh fitnah, dzalim, iri, dengki, hasut, dan mungkar kita menjadi malu dan mereka berpikir?Mari beristigfar. Astagfirullah al Baca Teks Ceramah Tentang Ibu yang Mulai MenuaHadirin rahimakumullah;Dalam Quran, Allah menyebut manusia dengan beragam istilah. Di antaranya adalah bani Adam disebutkan tujuh kali, al-insan sebanyak 65 kali, An-naas sebanyak 241 kali, Al-ins se banyak 18 kali, dan Basyar sebanyak 35 kali.Sejenak kita renungkan beberapa ayat berikutBismillahirrohmanirrohim;وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًاBacaan Latin Walaqod karromnaa banii aadama wahamalnaahum filbarri walbahri warozaqnaahum minatthoiyyibaati wa faddholnaahum alaa katsiirim mimman kholaqnaa Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. QS Al-Isra ayat surah di atas, manusia di sebut dengan bani adam yang memberi kesan historis dalam konsep manusia, bahwa manusia berasal dari satu sumber dan satu darah, walaupun mereka tersebar dalam berbagai warna kulit, ras dan خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖBacaan Latin Laqod kholaqnal insaana fii ahsani sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. QS At-Tiin ayat 4Dan pada surah di atas, manusia di sebut rahimakumullah;Menurut salah seorang ulama Mesir yang bernama Muhammad bin Mukrim bin Ali Abu al-Fadhl Jamaluddin Ibnu Manzhur al-Anshari ar-Ruwaifi'i al-Afriqi, atau yang dikenal dengan Ibnu Manzhur, dalam kitabnya Mu'jam Lisan al-'Arab fi al-Lughah menyatakan bahwa kata إنسان Insân diambil dari tiga akar kata, yaitu; أَنَسَ anasa, أَنَّسَ annasa serta نَسِيَ nasiya.Kata أَنَسَ anasa memiliki arti أَبْصَرَ abshara, عَلِمَ alima, إِسْتَاذَنَ istȃdzana. Kata أَبْصَرَ abshara berarti melihat, bernalar, berpikir. Dengannya manusia dapat mengambil pelajaran dari apa yang mereka عَلِمَ alima berarti mengetahui atau berilmu. Dengan ilmunya manusia dapat membedakan suatu perkara apakah itu benar atau kata إِسْتَاذَنَ istȃdzana memiliki arti meminta izin. Manusia merupakan makhluk yang beradab yang kadang meminta izin ketika akan melakukan sesuatu atau menggunakan sesuatu yang bukan pembedahan kata ini, al-Insân dapat diartikan sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan untuk menalar, makhluk yang berilmu serta makhluk yang bagaimana dengan manusia yang diciptakan ia buta, ia cacat secara fisik, apakah ia tidak sempurna? أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ Bacaan latin Innallaha laa yanzuru ilaa suwaarikum wa amwaalikum walakin yanzuru ilaa quluubikum wa a’ Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” HR. Muslim no. 2564.Sungguh, manusia itu sempurna, dari detail proses penciptaannya, hatinya, mentalnya, hingga wal hadirat, ikhwan wa akhwat, ummi wal abi rahimakumullah...Kata insan sejatinya lebih mengacu pada peningkatan manusia ke derajat yang dapat memberinya potensi dan kemampuan untuk memangku jabatan khalifah dan memikul tanggung jawab serta amanat manusia di muka khalifah manusia dibekali dengan berbagai potensi seperti ilmu, persepsi, akal, dan nurani. Pertanyaannya adalahApakah khalifah di negeri kita sama dengan pengertian insan?Apakah pemangku amanat di negeri kita sama dengan pengertian insan?Dan apakah kita telah memanfaatkan ilmu, akal, dan nurani kita sebagai seorang insan? Hadirin rahimakumullah ganti sesuai seleraSekarang renungkanlah, bermuhasabalah, introspeksi dirilah, serta bayangkanlah jika kita menjadi seorang petani dari kita menanam sayuran, memberinya pupuk, memberinya kayu penopang agar berdiri tegak, menjaganya dengan pestisida, insektisida, menjauhkannya dari benalu, dari bakteri, jamur, rumput liar, ilalang, ya kan?Itu semua kita lakukan untuk apa?Masya Allah, agar sayuran itu lahir sebagai sayuran yang sempurna. Dan sekarang, dengan ucapan istighfar, Astagfirullah al adzim, ayok kira renungkan, bayangkan, dan camkan diri perlu lihat orang lain, tidak usah lihat orang di samping kita, langsung lihat diri dan hati kita. Kemudian tanyakan kepada hati sudahkah kita menanam diri dan hati kita dengan iman, ihsan dan taqwa?Sudahkah kita memupuk diri kita dengan ilmu, akidah, syariat, Al-Qur’an dan hadis? Sudahkah kita jaga hati dan diri kita dengan akhlak nabi MUHAMMAD SAW, Allahumma sholi ala Sayyidina Muhammad, wa ala ali Sayyidina Muhammad, sudahkan kita menjauhkan diri dan hati kita dari perbuatan syeitan, su’ul, keji dan munkar? Beranikah kita katakan sudah dengan kencang? Beranikah kita katakan sudah dengan lantang?Astagfirullah al adzim. Sungguh hina diri kita, yang bertabur banyak dosa ini. Malu kita sebagai hamba yang diciptakan secara “ahsani taqwim”, jika tidak memuliakan diri kita rahimakumullah;Ada beberapa cara yang bisa ditempuh agar menjadi makhluk yang paling mulia 1. Beriman, bertaqwa dan beramal Sholeh di waktu mudaSejenak kita renungkan ayat berikutQS Al-Hujurat ayat 13إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞBacaan Latin Inna akromakum indallaahi atqookum, innallaaha aliimun khobiir.“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” QS. Al-Hujurat [49]13Singkatnya adalah memuliakan diri dihadapan Allah SWT. Caranya bagaimana? Yuqimonassholat Mendirikan sholat, wa atuzzakat membayar zakat, amanu beriman, amilussholihat beramal saleh, qolilam minal lail ma yahja’un sedikit tidur di waktu malam, yastaghfirun selallu memohon ampun kepada Allah. Semua ini adalah untukفَٱدۡخُلِي فِي عِبَٰدِي وَٱدۡخُلِي جَنَّتِي Bacaan Latin Fadkhulii fii ibaadii, wadkhulii untuk masuk ke surganya Allah. Aaamiin Ya rabbal rahimakumullah;2. Menjadi perantara penyebar pesan ilahiApakah manusia itu mulia jika jadi presiden? Apakah manusia itu mulia jika jadi raja? Jadi Bupati? Jadi Gubernur? Jadi orang paling kaya? Jadi Ilmuan dunia? Belum tentu!Ulama besar Abdullah Ibnul Mubarak dalam kitab Tahzibul Kamal mengatakan“Aku tidak mengetahui sebuah derajat yang lebih utama setelah para nabi dibandingkan menyebarkan ilmu”. Maka berbahagialah, bergembiralah, bersyukulah hai para ulama, ustadz, pendakwah, para penyebar ilmu. Termasuk orang yang paling utama setelah rasul. Karena dengan ilmu yang di sebarkan, manusia tahu yang haq mana yang batil, mana jalan ke surga, mana jalan ke menyebarkan ilmu tidak mesti menunggu jadi ulama, tidak mesti jadi ustad, tapi bisa dengan share ilmu. Bukan share status di facebook saja, bukan share snap di wa saja, bukan pula share reels di instagram perlu diingat, untuk menyebarkan ilmu kita harus periksa ilmu itu, apakah shahih dan haq ilmunya, atau malah berisi kemungkaran dan hoaxs. Sudah cukuplah fitnah dunia ini menyebar dengan semestinya selektif dalam mencari ilmu, dan jangan sungkan untuk bertanya kepada yang ahli dan yang alim. Bukan alim ahli YouTube tapi alim karena ilmunya inilah kita disebut khalifah, yaitu sebagai perantara dari ajaran-ajaran Allah demi tersampainya rahmat Allah, Rabb semesta rahimakumullah;3. Mengendalikan hawa nafsunyaTanpa disadari, adanya potensi takwa dalam diri manusia, dapat membuat mereka lebih mulia dari makhluk yang telah diciptakan Allah sebelum mereka, yaitu keberadaan nafsu juga dapat membuat mereka lebih hina atau rendah dari hewan. Sebab, hewan memang di ciptakan Allah dengan nafsu karena itulah, sembari disuruh memperbanyak amal kebaikan, manusia juga diperintahkan Allah untuk berjuang menekan hawa nafsu dengan cara itulah manusia mampu meraih predikat makhluk paling mulia di sisi Allah bagian dari ujian Allah SWT, setiap jiwa manusia cenderung untuk berbuat dosa dan maksiat. Jika manusia dihadapkan pada pilihan yang baik atau pilihan yang buruk, ia lebih tertarik melakukan pilihan yang jika ada pilihan, bekerja keras ataupun istirahat, pilihan istirahat lebih ada pilihan, shalat Tahajud atau istirahat, jiwa manusia cenderung memilih istirahat. jika ada pilihan belajar atau main game, lebih pilih main ini sesuai dengan penegasan Kalam Allah; إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٞ رَّحِيمٞYang artinya, "Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang." QS Yusuf 53.Hadirin rahimakumullah;Waktu yang berlalu biarlah berlalu, karena sedetik pun kita tidak bisa kembali di masa baik pula jika kita hanya bergumam dengan penyesalan masa kita tatap waktu yang singkat ini untuk mendekatkan diri kepada Allah. Datanglah ke masjid dalam keadaan terbangun, sebelum kita didatangkan dalam keadaan ini kita di atas tanah, mungkin esok atau malah sebentar lagi, tanah yang di atas syahdan menimpa kebaikan meskipun kamu anggap itu kecil, sebab kita tidak tahu kebaikan mana yang akan mengantarkan kita ke ceramah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Mohon maaf atas khilaf dan salah, dan kepada Allah mari bersama kita memohon Warahmatullah Wabarakatuh***Download Teks Ceramah Manusia Makhluk Paling Mulia PDFO ya, setelah menyimak naskah ceramah di atas, barangkali Sobat Guru Penyemangat ingin memiliki dokumennya untuk keperluan materi tausyiah atau bisa pula khutbah Jumat dan kultum, kan?Beruntung sekali di sini Guru Penyemangat telah menyiapkan link unduhan dokumen PDF ceramah tentang manusia makhluk yang paling klik tomboh download untuk mendapatkan file dokumennya secara Ceramah Manusia Makhluk Paling Mulia PDF***Demikianlah tadi sajian Guru Penyemangat tentang ceramah bertema Manusia Makhluk Paling Mulia yang dilengkapi dengan link unduhan dokumen bermanfaat,
Ahmad& Thabrani). "Sesiapa yang menjalankan satu dosa, maka akan tumbuh di hatinya setitik hitam, sekiranya dia bertaubat akan terkikislah titik hitam itu daripada hatinya. bila dia tak bertaubat maka titik hitam itu akan terus merebak hingga seluruh hatinya Jadi hitam." (Hadis riwayat Ibn Majah) Demikianlah dafta kumpulan hadits mengenai
Fahamanini dikenali di kalangan ahli antropologi (kajian manusia) sebagai fahaman determinisme (atau penentuan) budaya Haji Kassim menjelaskan perkataan sastera berasal daripada kata dalam bahasa Sanskrit, iaitu shastera yang bererti kitab suci, seni cerita atau cerita ctu 551: pengaruh islam dalam bidang sosio - budaya masyarakat melayu di
bFkg.
  • sf465ux2z9.pages.dev/513
  • sf465ux2z9.pages.dev/55
  • sf465ux2z9.pages.dev/591
  • sf465ux2z9.pages.dev/211
  • sf465ux2z9.pages.dev/170
  • sf465ux2z9.pages.dev/92
  • sf465ux2z9.pages.dev/135
  • sf465ux2z9.pages.dev/417
  • ceramah tentang hati manusia